Sendiri Lagi

Angin pekat dingin menyapu seluruh tubuh

Hembusannya merasuk pori dan bibir keluh

Oh.... ternyata hujan menyapa turun

Ku dengar dari rongga-rongga jendela

Suara gemericik diselingi alunan petir

Yang membuat hati jadi kalut

*

Hujan telah membasahi tanah kering

Menggugurkan debu pada muka daun

Membersihkan riuhnya suara bising knalpot

Dingin anginnya memberi kesejukan

Yang menerpa selimut tidurku

*

Andai hujan bisa memberi kesegaran dihati

Itu mauku 

Tapi tidak

Hati ini tlah kering kerontang

Seperti ranting diterpa ganasnya matahari

Sampai akarnya pun mati

Hanya menunggu

Sampai kapan ku tak tahu

*

Hujan 

Jangan kau reda

Jangan kau jeda

Teruslah turun

Tetesanmu menemani tetes air mataku

Kalau bukan kau

Siapa yg mengerti aku

Apa orang-orang itu

Tidak

Mereka tak peduli

Tak mau tahu

Masa bodoh

*

Jangan

Jangan kaureda

........................................................

Mengapa berhenti

Siapa yang menemani tidurku

Malam ini

Esok

Lusa

Aa... kau sama saja dengan yang lain

Pergi meninggalkan ku sendiri

Tanpa kata

Tanpa suara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nafsu Birahi

Ibu Indonesia

Dosa Terindah