Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Gunung Kerinci Gunung Rajabasa

Gambar
Dua gunung yang jauh berjarak Dua tempat jauh direngkuh Dua puncak menjulang asa Satu kasih tiada terlupa * Berakar kokoh berawan sahabat Tersubur doa Tercermin rindu Terdaki kasih Terbatas teman * Kini satu gunung terpupus mati Si gunung Kerinci yang tiada lagi diminati Menunggu waktu Terdiam kaku Mungkin kan hancur dengan penantian Lepaskan muatan terpendam Luluh lantakkan cinta terkucil Leburkan takdir Tinggalkan luka * Lava hati terbuang Terisak tangis sembilu bergemuruh Mengendap lara lapisan amarah Angin datang hanya siluman Hembusan sejuk hanya kicauan Semilir hinggap nampak memikat * Melaju hari dengan senyuman Memeluk gunung mungkin tak tercapai Misteri hidup tetap berjalan Meletus kemudian kan hilang Bisa jadi bergenggam tangan * Kasih abadi nan tulus rumit rintangan Rimbunan cobaan menutup masa depan Belukar yang selalu melukai sendi akal Kadang merobek jiwa yang letih Sakitnya membuat ingin mati Tapi aku adalah gunung Tonggak tegar dan

Jangan Bully

Gambar
Melihat wajah Melihat tubuh Senyum kesima Sekujur sempurna Aku tertipu Kamupun tak tahu * Tingginya gunung dapat diterka Luasnya laut dapat dijangkau Dalamnya hati siapa tahu Hati-hati dengan hati Jangan sampai salah arti Hati yang manusiawi Jatuh hati pada kaum laki Sesama manusia berjuang meraih mimpi Sesama insan bebas memiliki Sesama manusia jangan saling bully

Masih Ada Hari Esok

Gambar
Satu harap telah lepas Harap ditukar dengan harap Berharap satu tetap didapat Kini nampak gegap Akal dan jiwa sepakat Hanya satu masih diharap * Waktu menunggu untuk tahu Kedepan bakal nyata atau sirna Masih banyak hari untuk ditapaki Masih ada hendak untuk perbuat Menyibak takdir serta nasib Peluk penasaran dan dekap mimpi Bertanduk hati untuk bertahan Agar sampai tujuan yang diharap

Optimis

Gambar
Berusaha dan yakinlah mampu melakukan segalanya Jangan ragu dan bimbang Coba dan beranikan diri Kokohkan keteguhan hati Fokuskan tujuan dan tanamkan dalam diri Aku pasti bisa * Gagal bukan berarti jatuh dan berakhir Tapi gagal berarti harus belajar lagi, mencoba lagi dan berhasil di suatu hari nanti * Keyakinan kumpulkan dalam semangat tindakan Ada kehendak manfaatkan peluang Berpijak pada kesabaran Harapan tuang dalam lantunan doa Keajaiban pasti kan datang Bilamana kaupun terus percaya Dan setiap keberhasilan akan muncul tanggung jawab baru

Puisiku ☆

Gambar
Saat hukum tak bisa membela Saat adat hanya bisa memihak Ketika teori tak mampu menguak Suara hati akan tetap berdiri melangkah Melukis getar jiwa sesungguhnya * Hiduplah dengan kejujuran Tanamlah ketulusan Tulislah apa yang kau rasa Hidup pun hanya sementara Berkarya tanpa bualan rekayasa

Jika Mati Bukan Pilihan ☆

Gambar
Butiran butiran pasir beterbang kemari Deruan hawa panas menyengat sumsung hati Mentari menerbitkan partikel lelah Sekujur tubuh terbakar sunyi * Gelombang laut menggulung keras hantam muka pantai Terseret bekas yang tersisa Terkikis lenyap garing menguap Bagai stunami menerjang jiwa * Tertubruk angin topan Tergulung puting beliung Terlempar terbuang Jatuh dari awan langit Terjerembab tersungkur batu pilu * Ada ribuan prajurit duka Ribuan lagi anak panah lara Menyerang slalu tiba tiba Petang terang berduyun lantang Tusukan tombak tajam beracun Melukai hati pikiran * Beratus ramuan untuk menawar Bersusun benteng untuk menahan Berpuluh kilah untuk menawan Kunjung tak hasil Cukup Alquran dan doa ku lantunkan

Dimana Sendu Kucari ☆

Gambar
Entah Kegusaranku Apa terjadi dengannya Diriku terlalu jauh Mata hatiku tak bisa menembus ruang dan waktu Rasaku tak sama * Dia telah berubah Dimana mata sendu itu Pancaran jiwa yang kukagumi Sifat lembut dan malu pada dunia Enggan pada tuhan Sembunyi dalam diam Sosok itu lepas tak melekat * Apa terjadi dengannya Akankah makanan kota tlah meracuni pikiran Budaya cuek dan individual merasuki hati Aku tak ingin itu * Tuhan, Kau maha mengetahui segalanya Jaga hati dan pikirannya Tak mau dia lampaui batas Miskin dari kasihMu Hilang dari cahayaMu * Mungkinku harus mencari Jiwa murni yang tertinggal di kampung halaman Mentelusuri ruang kebun itu Pada pucuk-pucuk cengkeh Pada butiran biji kopi Kembalikan cermin dirinya Teriak di puncak gunung Rajabasa Apa yang terjadi * Ku rindu mata sendu itu Dimana sosok itu kucari Relung jiwa yang kupuji Segala pribadi kampungnya Mulai terkikis debu kota

Kiamat Tak Mungkin Menjauh

Gambar
Zaman ini atau zaman lalu Beda atau mungkin juga sama Hanya lebih frontal dalam sikap dan tindak Berbuat tanpa enggan lagi * Coba saja tanya Hai cowok tampan pacarmu cantik atau tampan? Hai cewek cantik kekasihmu cantik atau ganteng? Ternyata banyak yang memilih jenis yang sama Walau diluar logika Tapi itulah cinta atau mungkin nafsu saja Tanyakan lubuk hati yang dalam * Bila jalinan sayang mendarah kalbu Yang ada hanya abu abu Akankah salah akankah benar Berbagai sebab dipelajari Mulai dari kelainan genetik Kelebihan kromosom x, kromosom y Faktor hormonal Pengaruh lingkungan Pelecehan Trauma Sampai sensasi dan kepuasan birahi * Bukan amburadul tak paham agama Dan bukan tak mengerti etika Banyak loh... yang tamatan pesantren Bahkan lulusan pendidikan tinggi agama Cinta tak memandang gender Mereka insan dunia Mereka ada dalam tiap strata sosial * Malahan di luar negeri sana Sudah ada menjadi perdana menteri Itu karna negara menghargai potensi Keahlian

Bibit Ekonomi

Gambar
Pagi sangat cerah Berbondong telusuri kebun pekerja Jalanan baru rampung dibuat sebulan lalu Naik carry mengusung bibit karet * Hari ini tanam ulang Dari sekian yang mati dan garing tandur sebelumnya Menjelang siang matahari terik panasnya Kulit terasa bak terpanggang  Baju menempel seperti strika Peluh menguap tak sisa Tembilang sibuk melubang tanah 30cm Huh.....panasnya * Kerja petani teramat berat Sigap badan dalam segala kerjaan Beban sedikit berkurang karena benih bantuan pemerintah Petani tetaplah petani Hidup sederhana tlah lumrah * Lihat deret tanaman ini Bibit ekonomi masih kerdil dan lesuh Butuh biaya untuk merawat Banyak tenaga untuk menjaga Terikat sabar sekian tahun tuk menyadap Dan sabar lagi Ketika harga komoditi murah Kebutuhan pokok melambung tinggi * Di negeri Jambi ini Perkebunan karet dan sawit penyumbang pendapatan terbesar daerah Diikuti pertambangan Mengangkat ekonomi bangsa walau ekonomi rumah tangga susah Lihat saja di masyarakat

Aku Bukan Pemilik Surga

Gambar
Saat lamunan kehidupan dan kematian Saat batas dunia dan akhirat dipertemukan Saat gunung dihancurkan dan bintang berjatuhan Saat kiamat tak teki misteri * Meresapi sedalamnya hakiki diri Siapa tak ingin berkumpul dengan sanak keluarga Bercengkrama dengan sahabat tercinta Berdamping kekasih pujaan Mampukah bertahta di singgasana mewah * Tapi ku bukan pemilik surga Dapat mengatur segalanya dengan indah Siapa yang kusuka * Sanggupkah melihat keluarga, sahabat, kekasih di jurang sengsara Hasrat melihat mereka tersenyum di rumah permata Tak sanggup melihat siapapun tersiksa Orang-orang menderita Sayatan pedih relung jiwa * Kenikmatan surga membuat lupa Allah tutupi segala gundah Tak sadari siapa yang terbakar di sana Dia ingin semua hamba bahagia * Ya Allah Jangan hilangkan segala ingatanku pada dunia Pada semua orang kusayang Dan kekasih yang kucinta * Hanya doa Semoga semua mendapat ridha Santun pengampunan-Mu Agung bijaksana-Mu Ku hamba tak daya Kuing

Batas Waktu

Gambar
Tujuh purnama berlalu senggang Ada kisah untuk dikubur Tubuh menciut pulut Derita bertunas baru Tinggalkan kenangan sendu * Jiwa seperti dulu Senyum canda hilang Bergeming apa seharusnya Kata luka Kata kecewa Mencekram dasar jiwa * Kadang berfikir akhiri saja hidup ini Rotasi hidup campakkan rasa Detik malam melaju siang Bergumal mimpi dan kasih abadi Sangat merindu * Senyum miris serbuki tetes air Membanting diri dalam tekanan Tercekik batas waktu berimpit getir Tempelkan diri di peradu Menerawangi malam Tujuan semu indah kan datang