Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Mencari Ampunan

Gambar
Jika ada buah yang berkhasiat dapat menghapuskan dosa Pasti akan diburu manusia walau harus mendaki ke puncak gunung dan mengarungi lereng yang terjal * Jika ada orang sakti yang dengan doanya dapat menghapuskan segala dosa Pasti akan dicari walau harus mengorbankan semua harta dan segenap tenaga * Tapi ternyata Allah itu maha penyayang Dia tak ingin hambaNya berbuat nekat atau mati konyol untuk mendapat ampunan Bahkan Ia tak menyuruh hambaNya untuk datang ke Baitullah, tawadu ke Me'kah dan mencium Ka'bah * Dia hanya menyuruh hambaNya bertaubat dengan dengan sesungguhnya disertai rasa penyesalan dan tak akan mengulangi kesalahan lagi Maka leburlah semua dosa Sungguh Ia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Antipati Ketidakjujuran, Theologi ☆

Gambar
Jejak lidah melukis bual dan dosa Tawa dan tipu membaur jadi satu wajah Mengaduk kebenaran menyamarkan keadilan Bertutur pada mahzab kibulan * Semua hanya mengejar nama Menyuap publik dengan pencitraan Sungkan tapi dalam hati sulapan Mematik para pendukung sebagai pesilat lidah ikut berlaga di ring sandiwara Apa mereka benar peduli atau sekedar basa-basi? Kejenuhan janji dan retorika yang akhirnya menyakiti hati nurani Dan waktu yang akhirnya membuka aib mereka * Seperti singa petarung yang berebut naik singgasana Mengorasikan visi segenap asa Pintar bicara lalu janji dilupa Maklum manusia biasa Tapi apa pantas dipilih dan menapuk amanah Setelah memakai dasi dan naik sedan mini Kulu-kilir lupa janji dan korupsi Lalu dulu apa yang mereka perjuangkan Kampanye hanya narasi yang berbalut dangdut dan keserakahan Ambisi untuk dihormati  * Atas nama demokrasi menebar syair kebencian Menabuh gendang melawan dengan kepicikan Perseteruan licik untuk menggiring opini pub

Moralitas Bhinneka Tunggal Ika

Gambar
Gugusan lebih 17.000 pulau mengarungi masa ke masa Memprasastikan ribuan sejarah untuk direnungkan Sarat kisah, tradisi, kearifan dan kemahsyuran Heterogen budaya adalah kekayaan akal budi yang penuh filosofi Mengagungkan citra bumi persada nusantara yang luhur * Multikultural yang khas dengan nilai-nilai adat dan kebiasaan harus dihubungkan dengan toleransi dan empati Guna menjaga kemanusiaan dan rasa kebersamaan yang memiliki latar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda Realisasi persatuan itu dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dalam bekerja dan memacu pertumbuhan seni, wisata dan pagelaran budaya * Masyarakat harus stabil, dinamis dan peduli, jangan ada satu budaya merasa lebih baik dari budaya lain Apalagi diskriminatif pada etnis lain yang memicu konflik antar budaya dan golongan hingga berujung pada ranah politik, sosial dan hukum * Kekacauan itu bisa terjadi karena sifat fanatik dan etnosentrisme yang meremehkan kebudayaan lain Meniupkan isu agama dan

Musim Buah, Hujan Dan Taman

Gambar
Bulan Januari terasa sejuk dan tenang Apalagi purnama telah menampakkan wajahnya malam-malam yang lalu Semua bunga di taman bermekaran Rumput dan ilalang berdesak tumbuh mengambil tempat menjalarnya akar Petai cina yang tumbuh di halaman rimbunnya meneduhkan bangku taman * Sejuta keindahan juga berpendar di mata petani musiman Hujan yang berkelanjutan dari dua bulan sebelumnya telah membuat pentilnya buah tumbuh menjadi besar Musim buah serempak dan semuanya telah matang Selera dari tiap orang menyatukan mereka menyantap rambutan, duku, manggis dan durian dalam satu meja sajian * Bercanda dengan hangatnya kopi hitam dan tawa bualan Keakraban dalam suasana dingin dan perayaan Tak ayal terkadang memesan mangkuk-mangkuk yang berisi mie ayam, bakso urat dan jajan pasar Dan anak-anak mereka yang milenial merengek minta dibelikan hp merk terdepan Padahal orangtua jarang ke ladang terhalang musim hujan * Tetangga tetap saja masih ada yang kekurangan Lalu-lalang mencari utang

Demam Syahwat

Gambar
Melihat dosa seperti mutiara Memberi senyum pada kawanan iblis Merogoh nafsu dengan telanjang Tabuh jadi asupan mata Raga terjangkit demam syahwat * Mengukir hitam di atas dahi Memuja keagungan organ vital Tunduk pada tulang sulbi Membelai jiwa dengan tawa Telentang pada kepasrahan cinta Siulan rayu mendobrak celah Menjilati api neraka * Bukan pilihan menjadi lelaki Menikmati petualang dunia surgawi Rohani murni telah mati Jiwa yang tersisa tinggal sebulir dosa Gelora adalah tahta

Sepertiga Malam ☆

Gambar
Merenung dalam gelap sepi Rasa kantuk tak bisa buat sadar menjadi lelap Lelah berpikir tentang dosa Memalsukan diri dalam bimbang Hati yang berdalih bahwa hidup adalah pelangi yang terus berubah * Tak mau ku kufur dalam syukur Hingga jasad yang hidup menjadi terbujur Jiwa suram yang tersembunyi dalam naluri, bertutur keluh dilema yang tak henti menghantui Sukma yang tak pandai mengukur dosa * Di gerak sepertiga malam menjelang pagi Terlihat jelas diri ini ringkih Binar mata menyikap tabir sedih Tercambuk dalam beban asmara Khilaf adalah tanggungjawabku Ajal pasti menghampiriku Ingin kumenghias malam dengan dzikir asmaMu Agar tak jauh dari kasihMu Engkaulah yang tahu makna yang tersembunyi di segala derita hidupku

Tergeming

Gambar
Kutuntaskan sekali lagi rasa lelah dan bersalah Ingin banyak kusampaikan maaf Hidupku sepertinya membebanimu Akupun bukan biadab dan bukan seonggok kayu yang tak bernilai Kutelusuri segala yang tersirat dibenak Mendekap pada naluri dan harapan mimpi yang kokoh Lajur intuisiku akan kubuktikan * Mempertahankan diam hanya mengisyaratkan lara yang tak pernah pudar Setetes airmata terseret lepas saat bercermin dalam duka Guman hati pergi menjauh Berguru pada waktu dan takdir yang menuntun jalan pikiranku Sudahlah cukup aku ingin lepas semua ini * Dengan apa aku memberi tahumu Rengkuhan sukma telah membatu Tersudut dengan sindiran dan ucapan yang selalu menikam perasaanku Rona wajah yang nampak tercerabut kemayu Nanti, biarkan aku meninggalkan kampung ini

Sesajen

Gambar
Wajah purnama telah menampakkan indahnya di sudut langit Saat apik memulai ritual pemanggilan Sesaat melupakan keyakinan dan mengubur keraguan Harus atau terus kalah taruhan * Bukan iblis yang ada di ujung keputusasaannya Bukan pula mencari pamor atau kekebalan Lelaki itu ingin mudah mendapat uang Melawan jiwa takut, sunyi yang mendera Syarafnya sudah terkelit realita miskin Mengadu nasib kunjungi pohon tenggeris itu jadi pilihan Disana menaruh telur ayam kampung dan kembang setaman * Mengucap jampi-jampi meminta hoki nomor togel Mencari nasib untung dari memuja setan Siapa tahu mujur, uang segepok digenggam tangan * Dipikir itu semua untuk makan, lapar bisa terkapar Anak sekolahpun butuh sarapan dan uang jajan Apa takut dosa? Dosa orang melarat bisa jadi karena ketidakpedulian "Yang di atas" rakus mengambil upeti dari dana desa Sedang teman sejawat masa bodoh dengan tetangga Ah..... semua terbiasa

Ingat, Tuhan Ikut Memilih

Gambar
Tiap hari makin parah, menjelang pemilu caleg dan pilpres kampanye ajang adu domba Bukan hanya di masyarakat perang warga-net pun makin memperparah Tudingan dan hujatan menghias dinding status media sosial Masing-masing pendukung kandidat saling merendahkan dan mencari keburukan Propaganda dan menebar hoaks Inikah wajah politik itu sebenarnya, yang berpolemik, gaduh, hasud dan mulut rombeng yang selalu menebar isu SARA * Pertarungan politik dengan adu strategi, gagasan, ide inovatif untuk menyelesaikan masalah bangsa menjadi hambar Para elit gelap mata memancing emosi dan kegusaran rakyat meniupkan isu yang tak jelas sumbernya Lebih-lebih tentang SARA yang selalu jadi hal sensitif yang bisa membuat orang jadi julid Tindak tanduk para politikus yang gemar menggoyang ketenangan, kerukunan yang sudah terjalin di masyarakat adalah bentuk kepicikan dan ke-egoisan diri * Kampanye kebablasan, untuk mendulang simpati dan suara rakyat rela bertindak analogis asal dapat menjadi popul

Ghazal ☆

Gambar
Orang dusun pergi bertandang Beramai jumpa di pesta hajat kawinan tetangga Bujang dan gadis duduk molek di singgasana pengantin Anggun rupawan berhias megah adat dan batik Jambi Mengikat janji setia selayar mendayung biduk rumah tangga * Di pentas anak bujang tampan dan para uwak pandai bermain gambus Melodi ghazal bertaut irama klasik musik melayu Nada-nada rancak memanggut kepala ikut mendayu Teramat merdu menghibur para tetamu * Gendang dan kompang berpadu kencang mengarak khas seruling sekdu berbunyi riang Selingan lagu dan pantun membuat tersenyum para undangan dan petinggi adat Petatah-petitih dalam balutan selaka memberi nasehat bijak kepada mempelai Di panggung lain, pengantin dan para orangtua sibuk bersalam memberi berkah selamat serta menjamu para kerabat, kanti dan rekan

40 Hari ☆

Gambar
Langkah kaki kembali menyusur jejeran pusara Batu nisan yang hening, terpaku dalam putaran waktu Di bawah juntaian rating kamboja putih yang bermekar lusuh Duduk khusyuk berlantun ayat suci Ingin kumohon angin tuk turut wirid menghantarkan doa Nada-nada lirih yang melanda gerimis di hati * 40 hari seperti baru berlalu kemarin Menyisahkan kenangan dan kegugupan Gugup belum terbiasa menyikapi segala hal tanpamu Tapi aku tahu kita hanya terpisah di dua alam yang berbeda Bapak masih bisa mendengar doaku * Pak, kukirim yasin untuk menghiburmu Untuk pelita yang gelap gulita Aku yang masih bersemayam dalam kefanaan ini Akan selalu bermunajat pada sang pengasih Ini dari kedalaman naluri yang tak henti mengiba Berilah segala ampunan ya Robbi

Net Idol

Gambar
Gimana rasanya jadi terkenal? Menjadi publik figur yang diidolakan banyak remaja di dunia maya Kebayang enak sih! Jadi trend centre , populer, dipuja sekaligus dibully Membangun komunitas fanbase sambil seru-seruan Untung-untung dapat endorsment nambah penghasilan * Sayangnya muka ini gak setampan para selebgram dan artis tiktok Dan gak se-narsis para vloger yang punya ide-ide kreatif menarik Mereka punya follower sampai ratusan ribu atau bahkan subcribe jutaan Selfie yang menawan, nge- vlog video nyanyi dengan suara merdu Menarik banyak mata, viral, langsung jadi artis mendadak * Peran media internet mewabah memberi peluang para netizen untuk unjuk kreativitas dan produktivitas Kini gak harus masuk tv untuk jadi populer Bukan sekedar happy pun bisa menawarkan berbagai produk Medsos menjadi pola gaul generasi milenial yang bebas, atraktif dan kreatif Medsos menjadi magnet yang terus mendulang pengunjung dan share Terpenting tetap menjaga norma-norma agar

Hari Berganti, Fajar Menyingsing ☆

Gambar
Membuat harapan baru kadang tak terburu Mengalisis suasana baru yang muncul harapan palsu Mengharap durian runtuh tak satupun yang jatuh Mengharap keberuntungan kan datang yang ada kemalangan yang tak diundang * Tahun baru, resolusi Itu tak ubahnya pergantian hari Setiap hari akan dimulai terbit fajar Setiap hari dimulai doa di waktu subuh Bukankah itu juga yang diperbuat olehmu * Jika keberuntungan bisa diciptakan setiap hari Mengapa harus menunggu tahun baru Jika menjadi pribadi yang lebih baik bisa dilakukan sekarang Mengapa harus menunggu tahun baru * Tahun baru hanya bertambahnya angka tahun Malang atau mujur Banyak orang-orang yang masih menderita terkena dampak bencana saat tahun baru Malang atau mujur Kau tahu garis hidupmu tak lepas dari takdir yang maha agung Malang atau mujur Tersenyumlah, karena kita masih diberi umur untuk menikmati fajar ini dan bekerja sampai petang nanti