Musim Buah, Hujan Dan Taman

Bulan Januari terasa sejuk dan tenang
Apalagi purnama telah menampakkan wajahnya malam-malam yang lalu
Semua bunga di taman bermekaran
Rumput dan ilalang berdesak tumbuh mengambil tempat menjalarnya akar
Petai cina yang tumbuh di halaman rimbunnya meneduhkan bangku taman
*
Sejuta keindahan juga berpendar di mata petani musiman
Hujan yang berkelanjutan dari dua bulan sebelumnya telah membuat pentilnya buah tumbuh menjadi besar
Musim buah serempak dan semuanya telah matang
Selera dari tiap orang menyatukan mereka menyantap rambutan, duku, manggis dan durian dalam satu meja sajian
*
Bercanda dengan hangatnya kopi hitam dan tawa bualan
Keakraban dalam suasana dingin dan perayaan
Tak ayal terkadang memesan mangkuk-mangkuk yang berisi mie ayam, bakso urat dan jajan pasar
Dan anak-anak mereka yang milenial merengek minta dibelikan hp merk terdepan
Padahal orangtua jarang ke ladang terhalang musim hujan
*
Tetangga tetap saja masih ada yang kekurangan
Lalu-lalang mencari utangan agar anaknya masih bisa sarapan nasi bukan buah-buahan
Karena jika kebanyakan makan buah sakit perutpun jadi musiman
*
Sekampung ini merasakan hingar-bingar kendaraan
Dua tahun silam, di kebun darat sana hanyalah ditumbuhi tanaman liar, karet dan sawit benihan
Sejak jalan raya dibuat menembus lahan-lahan warga
Terdapatlah taman yang dibangun di area pribadi dengan menata keasrian pohon, puri, payau dan hewan-hewan yang didatangkan
*
Belum setahun taman diresmikan kampung ini jadi ramai bahkan pengunjungnya dari luar daerah, datang menjenguk, singgah dan menikmati keindahan
Yang patut dibanggakan, kampung ini dari sejakku kecil selalu tenang, damai, akur dan sekarang banyak pelancong yang berkunjung datang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nafsu Birahi

Talenta

Dosa Terindah