Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Bukan Tuk Durhaka

Gambar
Siapa yang ingin konflik dengan orangtua? Keluarga adalah segalanya Aku sadar diri ini terlahir dari rahim seorang ibu Haruskah kuturuti setiap keinginan mereka Haruskah hidup dalam kemunafikan asal mereka bahagia * Sudah selalu kumengalah Terlalu sakit diriku tuk berdusta Kuingin berjalan dengan kejujuran dan apa adanya Kupunya hati dan cinta yang tulus Kupunya jalan hidup dan impian yang mesti kuperjuangkan Kebahagianku biarku yang tentukan * Siapa yang aku bohongi, tuhan juga tahu siapa diriku walau kubisa menipu jutaan orang Tak mungkin kubermuka dua Mengharap iba bukan sifatku Kuhanya hanya anak yang ingin dicintai dengan segala kekurangan dan kelemahanku

Lafaz Cinta Takkan Sirna

Gambar
Mengapa cinta seperti berlabuh di lautan lava Berharap membawa kesejukan dan pelepas dahaga Ternyata membakar semua yang ada tanpa sisa Luka dan luka yang terus ada * Cinta yang sudah ada sejak tercipta manusia pertama di surga Kini terjatuh padaku untuk kusapa Kedua tangan tengadah mengharap ridhaNya Sedang seribu tanya memenjara jiwa akankah ini berpijak di langkah yang salah * Tak seperti ayat-ayat cinta yang tersusun indah bak rangkaian mutiara Cintaku seperti lambaian keraguan yang tiap saat harus kukokohkan dengan nyanyian doa Menjejal hari-hari dengan permohonan ampun kepada sang pemilik keagungan cinta

Vigilantes

Gambar
Nyawa tak dapat diukur dengan berapapun nilai uang Menjunjung tinggi hak asasi jadi tanggungjawab bersama Pengakuan, penghormatan dan persamaan terhadap martabat manusia adalah hal utama Berapa banyak orang merenggang nyawa, tersiksa, tersakiti dan teraniaya karena ulah main hakim sendiri dan persekusi * Hukum rimba bukan hal yang manusiawi tanpa mentolerir dasar perikemanusiaan Melecehkan dan merendahkan orang lain sama saja menghina tuhan yang menciptakan mereka Yang kuat menekan yang lemah adalah penindasan yang harus dihanguskan Mengadili tanpa proses hukum bentuk sebenar-benarnya emosi dan ke-egoisan jiwa yang dzalim * Gelap mata hanya akan merugikan orang lain dan menyengsarakan diri sendiri Meningkatkan empati, akal, kesadaran dan meredam amarah untuk menjaga kedamaian Naluri adalah hukum pertama saat melihat orang diduga bersalah

Bijaksana Saat Kita Mampu Memahami ☆

Gambar
Apakah lilin dipersalahkan saat ia berhenti menyala Mengapa awan dipersalahka saat ia menutup sinar rembulan Lalu mengapa bunga mawar dipuja dan marigold dihinakan Mengapa pula merak didekati dan gagak ditakuti * Mengapa daun ganja diharamkan dan daun teh disuguhkan Lantas mengapa batu permata dimuliakan dan batu kali diacuhkan Juga mengapa semut disingkirkan dan lebah diternakkan Lagi mengapa pemulung direndahkan dan dokter diagungkan Apa kita menilai sesuatu dari kekurangan dan subjektif semata Padahal mereka semua hanya menunjukkan kesanggupannya dan tetap memiliki manfaat seperti lainnya

Syair Dungu Petani

Gambar
Aku bersenandung dalam bisu yang melukis gubahan hati Aku datang dari kebingungan yang terpendam dalam ruang kepiluan Aku ada dikegaduhan jiwa yang luka Akulah petani itu, yang menunggu zaman memanggil namaku * Aku disini melihat benih tumbuh sampai menjadi pohon yang menutup rimbunan langit-langit kebun Aku sendiri dalam tanya-tanya hidup yang sering memanggutku Kadang aku lapar dan marah pada semua yang mengganggu bathin dan ketenanganku Dan masih tak mengenal sisi arti hidup yang kujalani Namun aku bahagia saat burung-burung kecil membuat sarang di semak yang terlindung dari panas dan tersembunyi dari pemangsa Tetap aku masih gagu untuk menatap masa depan yang tiada henti membuat senyumku menghilang Hidupku pasif penuh dengan cabik-cabik kedunguan

Eskapisme ☆

Gambar
Terhimpit dari kenyataan berpelik Terbirit dari hingar fanatis Membenamkan fantasi mengaburkan realitas adaptif Terjerembab lara sepenggala jiwa * Membuang waktu dengan rayuan asa Untuk apa jika jadi prasangka Masa yang ada hanya obsesif semata Mengikis dan menyiksa Mata hati gagal membawa visi * Binasa tersepi dari depresi Menafsir yang tak pernah terjadi Menyumbat telinga dan menutup mata hanya kontra ilusi Lagi kini lagi Faktual atau khayal tak dapat diresapi