Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Pada Ilalang Belakang Rumah

Gambar
Ilalang, esok aku akan ke tanah suci Melakukan ibadah umroh dan ba'dal ayahku * Ilalang, selama ini aku tak memperdulikanmu Kau hanya rumput pengganggu yang tumbuh di halaman rumahku Pengisi ruang kosong yang tak berarti * Ada secuil cemas di bathinku Aku tak ingin di tanah suci nanti, aku hamba yang tidak diperdulikan oleh Allah Jadi hamba yang tersesat dan hilang arah di lautan manusia Bagai ilalang ditiup angin, terombang-ambing kesana-kemari * Semoga Engkau menjagaku Ya Robbi Dan tak mengacuhkan hamba yang datang mengemis keridhoan Hamba datang meminta ampunan atas segala dosa dan kekhilafan * Ya Allah aku datang memenuhi panggilanMu Dengan membawa setumpuk dosa di pundakku Jangan Engkau membenci aku Aku musafir yang ingin ada di pangkuanMu

☆ Budaya Politik Klenik, Ketiadaan Gagasan

Gambar
Katanya akan membawa perubahan pada masyarakat Katanya akan mendengarkan suara rakyat Punya misi mensejahterakan masyarakat Tapi masih wara-wiri ke tempat kramat Mencari dukungan tak terkecuali spiritual dari alam gaib * Para caleg malu-malu atau terang-terangan pergi ke dukun minta aji-aji Mbah dukunpun menjanjikan pamor, wibawa dan kepercayaan masyarakat Mungkin ada pasukan pocong, dedemit dan kuntilanak yang ikut nyoblos Yang penting menang, rasionalitas ditumbangkan dengan keyakinan mistis sebab tak punya visi, ide dan kemampuan * Sebagian tebar citra baik biar nampak agamis Datang ke pesantren meminta dukungan santri dan doa para kyai Mengirim sajadah, pakaian gamis ke rumah-rumah sebagai mahar pemilih Satu coblosan dirayu dengan uang Satu pemilih didikte dengan pilihannya Lalu dimana prinsip pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil * Gelapnya panggung politik sampai ke kaum elit Mereka mengirim santet yang bernama fitnah dan hoaks Menebarkannya di

Petani Tak Bertahta

Gambar
Petani selalu tersisih! Di tempatku dan pasti juga sama di tempat lain Bertani, berkebun dipandang sebagai pekerjaan rendah Pendapatan rendah dan pendidikan rendah * Entah apa yang mereka pikir Mungkin bercocok tanam selalu bersentuhan dengan tanah, lumpur jadi dianggap kotor, bau dan dekil Padahal bertani butuh skill tersendiri Tak sekonyong-konyong bisa terjun langsung jadi petani Dengan pengalaman, melihat, semangat dan kerja keras adalah modal untuk jadi petani Orang malas dan gampang putus asa takkan berhasil jadi petani * Miris, petani di negeri ini jauh tertinggal dibandingkan negara maju Disana mereka mempunyai lahan yang luas Mereka menguasai teknologi untuk menunjang kualitas dan produktivitas Para ilmuwan selalu mengadakan penelitian untuk membuat varietas terbaik Dan selalu siap membantu petani dengan berbagai masalah lapangan yang dihadapi Pemerintahnya sangat memperhatikan kesejahteraan bahkan jika gagal panen petanipun dapat tunjangan * Pemerintah repu

Embun-embun Langit ☆

Gambar
Ketika pelangi tak dapat berlari Yang menghias selepas rintik Kehadiran dewi kahyangan mengutus kalimat sang Pencipta Daku Balutan tubuh yang penuh warna dosa Dosa jalan kegelapan * Diamku adalah kedamaian dari rongronganku Menyendiri karena tak tenteram berisiknya teguran mereka Berdalih dengan apapun saat jiwa terkoyak lara Langkah kaki tak mungkin terhenti hanya karena mentari tenggelam sore ini * Jika hitam sudah berkabut Saat sinar bulan mengganti sinar sang surya Saat terang benderang menjadi samar Pencari taubat memanggil Ilahi Ingin ada kesejukan embun yang Ia teteskan dari langit Menyapu dahaga di keringnya kerongkongan dari asma' mulia * Dan biarkan angin daratan bertiup teduh Menggiring awan hitam menjauh, lalu Langit biru yang berawan putih menjadi hari baru Dalam kedamaian dan ketenangan menjejaki hidup ini

Embun-embun Langit

Gambar
Ketika pelangi tak dapat berlari Yang menghias selepas rintik Kehadiran dewi kahyangan mengutus kalimat sang Pencipta Daku Balutan tubuh yang penuh warna dosa Dosa jalan kegelapan * Diamku adalah kedamaian dari rongronganku Menyendiri karena tak tenteram berisiknya teguran mereka Berdalih dengan apapun saat jiwa terkoyak lara Langkah kaki tak mungkin terhenti hanya karena mentari tenggelam sore ini * Jika hitam sudah berkabut Saat sinar bulan mengganti sinar sang surya Saat terang benderang menjadi samar Pencari taubat memanggil Ilahi Ingin ada kesejukan embun yang Ia teteskan dari langit Menyapu dahaga di keringnya kerongkongan dari asma' mulia * Dan biarkan angin daratan bertiup teduh Menggiring awan hitam menjauh, lalu Langit biru yang berawan putih menjadi hari baru Dalam kedamaian dan ketenangan menjejaki hidup ini

Mengembara Dalam Hujan ☆

Gambar
Walau hujan terus bergulir tiap harinya dan tak pernah mengalah untuk reda Perasaanku tetap terkekang oleh kasih Serpihan jiwa adalah syair kerinduan yang terbuang Berlalu tiga musim mataku terpaku rindu * Pernahkah kau mendengar suara jantung semaput Atau angin yang berhembus rintih Kalut aku menyebutnya Melepas ketertarikanku padanya sama saja melepas cintaku * Terkapar di relung hati, saat senja kan pergi tinggalkan nirwana Samar wajah menembus tenda pembaringanmu Gerak pikirku memanggil namamu * Ingin kulukis indah wajahmu di tirai hujan ini Sebagai pengagum atas kesungguhan cintaku Kau tak pernah mengerti Di malam setelah senja ini kuingin berpadu dengan mimpi bersamamu

Lelaki Di Ujung Malam

Gambar
Ku ucapkan dengan tenang dan perlahan Segala rasa dan genangan duka dalam wirid yang kupanjatkan Aku yang bersembunyi di balik kegelisahan Di balik remang-remang kehidupan Jeraku yang kupendam Diriku yang terhasut dusta Sering kulantunkan dendang malam dengan tangisan * Terpejam mata di ribuan masalah yang memburu Kalut hati kekal bersemayam di peradu Alurnya hari kian menjemu Sampai kapan harus lari sedang ribuan caci sudah biasa kutelan * Berlindung aku di waktu shubuh Bertekuk kaki mengiba di hangatnya sajadah Gelisah yang ku utarakan dengan doa dan kepasrahan airmata Meresapi semua yang telah Ia cipta adalah kehendakNya * Aku tak mau merusak dzikir ilahi Karam Ruang rinduku yang tak terisi dengan mihrab cinta Bermanja sepi sampai fajar pagi menerpa sendu wajah ini

Petilasan

Gambar
Menyendiri Awalnya menyepi dan meresapi arti kehidupan Mengirim doa pada yang telah wafat Di lain arti orang-orang datang melampaui batas apa yang mereka ingin Bermeditasi di tempat-tempat kramat, mencari kesaktian, jampi-jampi Sarat klenik Di gua, bahkan di kuburan kyai tersohor * Bukan mendekatkan diri pada alam Bukan mencari kedamaian dan kesadaran Bukan pula ziarah dan tabur bunga Datang mencari berkah Menangkap daya magis dari alam ghaib Membuka kundalini sebagai kekuatan, wibawa bahkan pesugihan * Petilasan jadi tempat syirik Tempat menebar aura mistis Mencari ridha dari alam gaib

Lelaki Itu Pulang Kampung ☆

Gambar
Seorang pemuda kokoh menggenggam mimpi di tangannya Melangkahkan kaki dengan tegas meninggalkan kenangan kecilnya di sini Ia menatap ke arah kota, mungkin ingin dijadikan tumpuhan hidupnya dan perjuangan * Mengunyah tantangan telah biasa ia lakukan Di pundaknya beban telah menjadi ringan Mengembara telah menetapkan hatinya disatu kota Ia sematkan harapan atas cinta dan rupiah Kupikir ia berhasil, ia terlihat bahagia dan menemukan pujaaan hati di sana * Hidup mungkin tak lepas dari garis takdirNya Ia bebas, ia berkelana dengan bangganya Seperti seekor burung yang terbang dan bertandang Kemanapun ia singgah yang ia suka Setahun sekali ia pulang menjenguk orangtua dan orang-orang tersayang yang tertinggal di kampung halaman Walau hanya sebentar, cukup baginya untuk melepas rindu dan menyapa tanah kelahirannya

Dulu, Di Rumah Sakit

Gambar
Berdiri megah untuk dipuja Visi memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat Tiada beda si miskin dan si kaya Memberi jasa pada semua, pasien sembuh dan kembali senyum ceria * Semua hanya slogan dan indah di mata Mereka memungut rupiah tak peduli orang papah atau kaum berada Si miskin hanya mengiba dan menjerit minta keringanan Kar'na tak semua orang punya duit berlimpah * Fasilitas terbaik tapi pelayanan amit-amit Pasien datang mengantri, berjejal dan berhimpit Antusias berobat gratis karena terdaftar dalam jaminan kesehatan Tiba-tiba panik karena pihak rumah sakit tidak menerima pasien BPJS dan KIS Niat berobat hanya untuk sembuh dari sakit Yang ada tambah sakit karena sekian jam menunggu, si dokter telat masuk poliklinik * Di ruang inap rasanya pilpun semakin pahit kar'na perawat jaganya judes dan tak simpatik Akhirnya seminggu di rumah sakit kepalapun jadi ikut sakit, lihat tagihan biaya yang membukit

Simpul Syahdu ☆

Gambar
Sapaan angin malam melabuhkan lirih di hati Makin berat saat rintik hujan membara dalam teka-teki Lukisan khayal menghias dinding nadir cinta Tak berpadu, menyudahi apa yang selalu dinanti * Syahdunya malam selalu berpaut dengan sepi Selalu ingin cepat berlalu melepas angan binal mengembara Tak bisa menikmati seduhan birahi kala ini Kedinginan tak berpacu dengan kehangatan Sekilas longlongan cakrawala buat hati menggerutu * Menelantarkan hati terikat dengan duka Senyenyak apapun aku pasrah Tak bisa ku membuat hati merelakan untuk pergi