Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Risak Risau

Gambar
Debaran jantung bagai deburan ombak memecah Bersikukuh menepis menolak cinta Sanggupkah aku bertahan menjaga batinku atau berkhianat melepas sayangku * Aku tak bisa melihatmu dengan mataku Aku tenggelam dalam tulusnya cintaku Kebimbangan tak pernah berakhir pupus Senyum manismu memenjarakan kasih dihatiku * Risau menjadi karang yang kokoh Tak pernah teduh dalam panasnya mentari mencela Batin yang bersemayam di relung jiwa menuntut harap akan ridhaNya * Ketulusan mencintai bukanlah untuk dikecewakan Tapi takdir memang bukan mauku Tak mampu berkata dan bertanya Galaunya hati tersimpul di lubuk hati Membingkai sukma dalam wujud pelangi cinta Rindu yang berkicau menjurus hati untuk mengenang sebentuk rupa

Sesempurna Di Khayal

Gambar
Bercerita tentang indah rasa ini Jejak yang tak pernah kutemui sebelumnya Gelisah jiwa meramu waktu sebelumnya Mengeja nama yang pernah singgah sebentar di hati * Tembang indah mengalun mengiringi malam Mendekap dalam suara memuji Ada getar yang selalu tercampak Sebongkah bahagia menjadi perih membara * Kesenjangan cinta terkikis dinding jarak Menghalangi untuk menyulam kemesraaan Dulu kau kupuja Kini tinggal lamunan di pintu kehampaan * Kasih sesempurna yang ada di khayal Namun hatimu bukan bukit yang bisa kutaklukan Aku tak bisa menjadi orang yang kau damba * Untuk dia yang selalu bertengger di hatimu Aku terbang menjauh untuk menyepi menjaga setiaku

Buih Impian

Gambar
Hamparan doa bagai padang pasir kritis Nafas lara terpaku dalam lembayung biru Tak leluasa menahan jeda duka dera Membias angin menghempas kebusukan * Jejak sunyi membanting malam tertinggal Desah jiwa membuang airmata Selami luka yang memerah Pahami makna tersurat dalam bejana jingga * Menangis tak menghancurkan hati Kebekuan merobek cinta dilema Sosok diri pernah terkelabui Sekali lagi jatuh dalam puji-puji * Langit hitam berkerumun sepi Gemuruh tak hujan memberi tipuan Mentertawa bumi yang selalu menanti Maut tak datang perih menghujam * Cacat abadi kian terpukul sesak Sembari menanti cahaya tuhan Perlahan menjemput buih impian Menentang alam yang kian rentah Sebab masih ada makna yang belum terungkap

Bertasbih Pilu ☆

Gambar
Menggenggam kain lepas di tangan Merenggut senyum tiada tertawan Semilir hujan guntur menggelegar Hidupku malang bertanam cacian * Cinta suci tak dapat dipaksakan Menangis diam di rongga sengsara Hatiku tentang diriku Kesalahan bukan daku seorang * Bersarang cinta dalam debut asmara Menggiring waktu yang tak pernah pudar Pilu dan keluh tersipu guratan luka Jiwa bertasbih menuntut asa Tersimpuh menggapai cahaya yang maha kuasa * Diri merongrong di himpit kehidupan Dada dilumat dengan alunan tembang durma macapat Syair cinta terserak di ujung lidah Berguguran di pembaringan jiwa gulita

Kesyaduan Seribu Penantian

Gambar
Lantunan ayat suci tak lagi mendendang hati Bait-bait Ilahi menua renta dalam bisik rohani Kesyaduan akan rindu menuntut kasih Ilahi * Kegetiran wajah berisi lencana murka Gelora kecewa mengufuk terpencar di dada Tertepis akan jaring kelabu Runtuh, menjelma dalam bayang penasaran Esok datang jadi seribu hari penantian * Tafsir kata memeras logika dan tuah peribahasa Terkuak di padang suram nan legam Menampar duka dengan candaan Enggan berdalih karena kutahu sebab itu menyakitkan * Acuh saja pada diri Kucukupkan niat di balik doa ini Tak terbaca akan keruhnya kasih baru Hidup lebih misteri dari gelapnya malam alam rimba Kutautkan kisah abadi pada sajak langgam ini

Malu

Gambar
Malu waktu dulu Saat kuutarakan cinta kepadamu Saat itu hanya ada cinta yang membanjiri lidahku Aku hanya pastikan bahwa aku mencintaimu * Saat itu ku sangat malu Ketika cinta tak disambut dengan kata "ya"! Pengalaman pahit itu Jadi kegetiran jiwa merana tiga senja * Sakit dan malu Ingin kulupa semua waktu aku dan kau Tapi hati enggan menutup paras wajahmu * Kini wajahku bagai bulan layu Rona redup putus kasihku Kapan sinar kembali terang Mungkin saat mentari datang memberi ketulusan cinta

Nasi Bungkus

Gambar
Nasi bungkus lima belas ribu rupiah Isinya sepotong ayam panggang, irisan timun, kuah sayur, daun ubi dan sesendok sambal Rasanya gurih dan enak Jajan di warung padang pinggir jalan memang asik * Tapi sayangnya nasi bungkus di Jakarta sana jadi nyinyiran delik fanatik Nasi bungkus jadi aksi politik Nasi bungkus jadi tumbal politik Nasi bungkus menjadi ranah politik Nasi bungkus kesukaanku memang fantastik

Terendap Lara

Gambar
Hidup serumit benang kusut semrawut Jalan baik belum tentu baik Hati yang tak pernah menyamar menjadi bulan Kata hati kandas tercabik singgungan Sebab hidup berdamping sosial * Tak ingin wajah asli berhias topeng Bukan juga dusta ingin ditumpukan Bibir sungging membuka senyuman Tapi telapak tangan menutup dengan paksaan * Bunga indah kehidupan menjelma jadi impian Saat segala arus hidup berujung kebahagiaan Tapi nasib baik tak urung datang Yang lalu singgah dan pergi hanya duka melukai * Tak juga ingin tertawa terbahak-bahak Bersuka dengan kasih saja nyaris sirna Tak ada lagi binar cahaya di mata Gulana jiwa tercurah airmata

Suaraku Tak Sampai

Gambar
Aku di kampung kamu di kota Aku di sumatera kamu di jawa Kau yang duduk di singgasana * Kamu di senayan kadang lupa dengan rakyat jelata Aku individu yang punya asa dan cinta Pendapat dan logika kita memang beda Interupsiku untuk persamaan dan persaudaraan Dan selama kau masih punya cinta di hati maka kamu bisa memahamiku dengan kasih * Pasti suatu ketika aku akan datang kehadapanmu Suarakan isi hati dan cintaku Ungkapan naluri dari ketulusan prilaku Jiwaku masih pancasilais, berketuhanan, berkemanusiaan dan berkeadilan sosial * Ingin ku utarakan amarah hatiku Seringkali kau melihat kelemahan individu tanpa posisikan kebaikan pribadi Manusia adalah sama punya potensi untuk dikembangkan jadi kebanggaan diri dan bangsa Keberagaman prilaku individu adalah bentukan alam asal setia selalu dengan NKRI

Gerhana Bukan Dongeng

Gambar
Malam purnama berhias gerhana Pekat datang dalam bayangan riuh sekitar Takjub akan fenomena alam Bulan di atas sana siapa yang punya? * Memandang sayu dengan senyuman Siapa yang bersembunyi dibalik bumi? Siapa yang menunggu untuk tercahayai? Apakah matahari iri dengan bumi? Atau bulan yang malu menatap anak manusia? Mungkinkah bulan ingin tidur sejenak karena lelah selalu mengikuti bumi? * Bukan lagi kisah lama yang terkata dari orang tua Cu.....:"Gerhana itu terjadi karena kepala Batara Kala yang terpenggal oleh senjata Cakra dewa Wisnu karena ia telah mencuri dan meminum air keabadian". Cu.....:"Kepala Batara Kala yang marah itu  akhirnya memakan dewi Chandra, dialah dewi bulan". Cu.....:"Dewi bulan itu akan segera lolos dari tenggorokan Batara Kala apabila kita memukul lesung, membuat bunyi-bunyian untuk membantu dewi Chandra kabur dari Batara Kala". * Ribuan orang shalat gerhana, nek! Itu tanda kekuasaan tuhan pada alam ciptaanNya Di