Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Itikaf ☆

Gambar
Kupilih jalan sunyi menuju Masjidil Haram Tapi itu hanya ada dalam hatiku karena setapak demi setapak jalanan tetap riuh dengan orang-orang yang bersemangat untuk beribadah dan tawaf Angin yang cukup kencang dan udara malam berhias lampu jalanan menjadi pengiring itikaf rinduku padaMu * Pukul tiga pagi memasuki masjid dan bersegera menuju lantai dasar, shalat dan duduk bersilah di dekat Ka'bah nampak berderet ribuan orang yang bersenandung lantunkan pujian untukMu Kesyaduan tiupan angin di musim dingin bulan Februari dan desah tasbih yang terdengar samar dari para jama'ah membuat tubuh larut dalam getar simpuh Hanyut dalam dekapan kasihMu di bawah temaram sinar bulan sabit * Ragaku yang berlapis lumpur dosa dan hatiku yang tandus dari kemurnian iman Biarkan aku sejenak di sini bersimpuh di malam-malam terakhirku di tanah suci Dan biarkan angin ini membiusku dalam kedinginan rongrongan jiwa * Aku ingin di sini sampai adzan subuh me manggil orang-orang untuk mengetuk

Jabal Tsur Dan Pertolongan Allah

Gambar
Bukit yang berada di kota Mekkah yang selalu ramai dikunjungi para jama'ah haji dan umrah Terdapat kisah yang layak jadi renungan bagi umat muslim Di sanalah dulu terjadi keajaiban saat rasulullah dan sahabat Abu Bakar dikejar tentara Qurasy saat hendak hijrah ke Madinah * Nabi yang hendak sembunyi akhirnya mendaki gunung Tsur dan menemukan sebuah gua kecil Beliau yang sudah terpojok hanya selalu berdoa kepada Allah Allah-pun mendengar doa nabi dan mengirim laba-laba untuk membuat jaring di mulut gua serta burung dara untuk bersarang disana Saat tentara musuh berada di depan gua mereka berkata, " Mana mungkin Muhammad berada di dalam sedang sarang laba-laba dan sangkar burung tidaklah rusak" Suatu pemikiran tentara Quraisy yang logis namun dikalahkan kekuasaan Allah * Bukti nyata bahwa Allah akan menolong hambaNya yang sedang dalam kesulitan Asalkan terus berdoa dan menyerahkan segala urusan hanya kepadaNya Karena Dia-lah yang maha mengetahui lagi maha penyaya

Napak Tilas Gua Hira ☆

Gambar
Ba'da maghrib setelah shalat di masjid terdekat di lereng bukit kami bersiap untuk mendaki Begitu beratnya hamba mendaki menuju puncak bukit ini, jalan petang tanpa penerangan Kakiku lelah dan diriku takut ketinggian Tak terbayang bagaimana waktu itu engkau mendaki bukit yang pasti lebih terjal daripada saat ini karena kini anak tangga sudah terpahat sampai ke atas Berapa kali engkau harus naik turun untuk beruz'la dan ikhtila di Gua Hira * Aku bertakzim pada Jabal Nur yang agung Pada gunung yang jadi saksi turunnya Jibril membawa wahyu suci kepada nabi yang amanah, penuh kasih dan teladan Seorang rasul yang jadi pelita di gelapnya kehidupan masyarakat jahiliyah Mampu berjuang dengan ketulusan, keberanian, dedikasi dan bijaksana Dan kini aku menyusuri jejak kakimu di bukit ini * Di peradaban yang modern ini hamba melihat dari puncak bukit lampu-lampu telah menghias kota Mekkah Al-mukarramah, padang tandus telah terbangun jalan raya dan bangunan-bangunan kokoh berdir

Hajar Aswad ☆

Gambar
Begitu niat orang-orang ingin meraihmu Mereka rela terinjak bahkan jatuh untuk menyentuh dan menciummu Dan aku sampai hari terakhir di tanah suci hanya bisa mencium Ka'bah dan Hijr Ismail * Ribuan orang bertawaf mengelilingimu dengan mengalunkan ayat-ayat doa menyentuh jiwa terdalam Kami tak menyembah batu tapi memberi tazim pada Baitullah Sebuah rangkaian ibadah, tuntunan sunnah dan penyerahan diri pada dzat yang agung Kami datang dengan membawa kerinduan terdalam dari hajat seorang manusia dengan hati tulus hanya untuk dekat dengan tuhannya * Disini kami seperti buih-buih yang menyatukan segala warna perbedaan Menghilangkan segala urusan duniawi Memfokuskan hati dan pikiran Mengenakan kain putih sebagai lambang kemurnian hati yang menyatukan umat nabi akhir zaman dalam persaudaraan dan tali islam Tonggak keimanan untuk selalu menyebut asmaMu dan kasihMu * Ibadah tawaf yang tak pernah surut oleh gelombang manusia, siang malam selalu beruntun Bergerak menuju cahaya

Sumur Zamzam ☆

Gambar
Saat matahari sepenggala naik kami telusuri pinggiran masjidil Haram Terlihat gedung-gedung yang berdiri di sisi masjid menjadi sarang burung dara Mereka yang selalu berterbangan di pelataran sana, ribuan sayap-sayap yang menyambut tamu Allah Mereka selalu jadi pemandangan yang menarik, para jama'ah pun sering memberi makan Menaburkan jagung dan biji-bijian dari penjual yang menggelar dagangannya di trotoar * Usai lima belas menit berjalan tibalah kami di sumur Zamzam Ku isi penuh galon-galon yang sedari tadi kutenteng melalui kran-kran yang berjejer Orang-orang sibuk membasuh badan bahkan ada yang mencuci kain ihram Aku cukup membasuh wajah dan tangan Aku membaca basmallah dan ayat kursi lalu kuteteskan air Zamzam di telinga kananku Alhamdulillah, sakit di rongga telingaku kini sembuh

Jabal Rahmah ☆

Gambar
Cukup aku mendaki dan menyentuh tonggakmu Aku tak bermunajat Dan akupun tak berdoa Tak ada sunnah untuk beribadah khusus di jabal Rahmah Dan tak ingin mengotori tempat ini dengan mitos-mitos nafsu manusia * Tempat ini adalah tempat bersejarah Tempat nabi Adam dan Hawa bersatu karena cinta Tempat nabi Ibrahim bermimpi untuk menyembelih Ismail Tempat nabi Muhammad menerima wahyu terakhir

Ihram, Pengalaman Spiritual ☆

Gambar
Bersuci, mandi  dan memakai wewangian Dua lembar kain dipakai secara idtiba Siang itu kami menuju masjid Bir Ali Shalat sunat ihram dan mengambil miqat Di dalam bus kami bersama membaca niat umrah * Sepanjang perjalanan bacaan talbiyah mengalun menggetarkan hati, menyatukan jiwa dan raga dalam asma keagungan Allah "Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, inal hamda wanni'mata laka wal mulk, laa syarika laka" * Ketakjuban, kedamaian dan ketenangan kembali terasa saat diri memasuki Masjidil Haram Bangunan agung yang selama ini hanya tersirat dalam mimpiku Kini aku menginjakan kaki disini Aku datang padaMu ya Allah Aku memenuhi panggilanMu * Disana telah banyak orang-orang yang beritikaf dengan khusyu Mereka shalat dan mengaji Mereka menghamba dan bertasbih * Ka'bah masih sangat ramai dengan riuh gelombang manusia Tepat jam dua malam kami memulai tawaf Berdesakan, terinjak, terdorong, terhimpit menjadi lumrah bagi setiap jama&#

Sesampai Di Masjid Quba ☆

Gambar
Dari serombongan sembilan bus kami menghampiri tepian kota Madinah Mengenal tempat-tempat sejarah peradaban islam awal Satu masjid agung yang kami kunjungi adalah Quba, masjid pertama yang dibangun rasulullah atas dasar ketaqwaaan * Kami bersuci Dua raka'at untuk tahiyatul masjid Dua raka'at untuk dhuha Dua raka'at untuk shalat hajat Kami bersegera, karena pelipat gandaan pahala yang Engkau janjikan

Ziarah Jabal Uhud

Gambar
Satu bukit yang dijanjikan Allah kelak akan ada di surga Tempat 70 para syuhada bertaruh nyawa dengan keimanannya Saksi bisu perang dahsyat 700 kaum muslimin melawan 3000 serdadu musyirikin Bukit agung kisah abadi perjuangan rasulullah * Pernah dalam sekerat waktu Nabi datang ke puncak bersama tiga sahabat Gunung bergetar, sebagai salam takzim kepada rasulullah atas kegembiraan Nabi berkata," Tenanglah Uhud, di atasmu sekarang rasulullah sang shiddiq dan dua kelak akan syahid" * Kini aku mendaki di pundakmu Seperti orang-orang di sana yang bergemuruh ingin menuju puncak itu Merekapun ingin merasakan menapakkan kaki di bukit surga

Raudoh ☆

Gambar
Tengah malam kami masih antri dan berdesakan Dua jam berdiri menunggu giliran, itu bukan kesal tapi kecintaan Tak saling kenal, tak saling juga lempar senyuman, karena penat sesak mengukir raut kilas masam di wajah * Kami berjibaku karena engkau ya rosul Engkau berkata, "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman surga". Siapa yang tak ingin berada di taman surga! Kami shalat, kami bershalawat, kami berdoa Kami fakir yang meminta kepada rabbNya atas segala urusan manusia Kami hamba papah yang meminta syafaat kepada rosulNya * Kami sujud bukan karena kebanggaan Kami tunduk karena kerendahan diri Kami datang ke tempat yang paling dekat dengan surgaMu Kami memohon ampun Kami memohon pertolonganMu, ya Allah

Masjid Nabawi

Gambar
Keindahannya membuat mata bersujud Tiang-tiang kokoh menyanggah langit-langit kubah Lampu-lampu gantung yang unik Ukiran gerbang emas yang cantik Menara yang menjulang dengan kerucut dan mahkota Pelataran yang tak henti jeda lalu lalang kaki manusia Orang-orang datang berbondong saat adzhan berkumandang Sekali lagi mata ini takjub, lautan manusia memenuhi hamparan di bawah payung-payung raksasa dari penjuru benua * Subhanallah, jiwaku merasa kerdil diantara hamba-hambaMu yang tulus Niat dan dahinya tertunduk padaMu Tanpa sekat, berbaur bahasa dan warna kulit menyatu dalam satu keimanan Datang dan beribadah * Kami seperti burung-burung lapar yang terus mematuk Berebut tempat mencari celah diantara lainnya, bertasbih dan berdoa Mengisi perut kami dengan dzikir Mengaliri kerongkongan dengan ayat Allah Tafakur melepas dahaga duniawi

Tangis Shalawat Tiba Di Kotamu ☆

Gambar
Deru melintas ribuan kilometer cakrawala Sepuluh jam dalam kecemasan menuju langit Jeddah Harapan yang sudah bertumpuk-tumpuk dan munajat tentang cinta Bayangan malam menghantarkan kaki menginjak tanah ini * Getaran jiwa yang tak pernah kurasa mulai menjarah Kedamaian, kenyamanan, syahdu dalam menempuh enam jam jalur darat Walau udara malam gigil menyelimut dan lampu-lampu yang menghias bukit bersinar pedar Diri masih teguh melawan lelah dan ngantuk * Madinah Al Munawarah Kami datang padamu ya rosul Kami merindukanmu ya habiballah Gema kami bershalawat memasuki kotamu * Kusenderkan kepala di jendela bus yang bertemaram sinar redup lampu jalanan kota Hati ini berguncang Rasa bahagia bercampur haru Atau rasa haru bercampur tawadu Kuingat, bibirku bergetar dan airmata mengalir bersama orang-orang senandung shalawat memujimu * Shalawat yang terdengar lebih indah dari syair-syair yang pernah kubuat Begitu meresap, hatiku dalam keagungan menyebut kebesaran namamu Bagai