Terkelabui

Sembari senyum ia sangat mempesona
Wajahnya terlalu lugu untuk berbuat semena-mena
*
Sang puan berkelana mencari harta
Segenap daya yang ia miliki menjadi setumpuk niat merubah nasib walau terbatas ilmu
Ia berdiri di atas kepercayaannya, sangat tertata meski sederhana
Jiwanya penuh kasih
Nalurinya pun menjadi nakhoda menggiring pada satu gemerlap kota
*
Perlahan ia bicara
Tentang kini, lalu dan silam
Seraya ia menghela nafas dan angin bertiup meronai sekujur tubuhnya
Suara selembut pasir pantai yang menjejak kelam waktu silam
Sang puan sepertinya pernah terombang dalam ketidakberdayaan
Ia sendiri merasakan sakit tapi tetap ia lakukan
Entah apa yang ia pikirkan
*
Ciuman-ciuman kasihnya mungkin mengenang
Tapi lenyap dan lepas hanya ditiup angin hasrat
Mungkin kini hatinya berlari kesana-kemari mencari tambatan untuk disayang kembali
Akupun tak duga
Sepertinya aku tertipu wajah puan yang lugu itu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Talenta

Nafsu Birahi

Kaktus Berduri