Patah, Fatamorgana ☆

Tersudut beku di sela-sela penantian
Kiranya pelangi itu tak kunjung datang padahal mendung telah sekian berlalu
Sampai kapan?
Sepertinya hidup indah hanyalah khayal
Tersemak batin menampari wajah dengan pesona tipuan
*
Terkadang itu seakan terlihat
Tapi akhirnya pupus dan tiada bekas
Rajut mengulangi lagi dengan harapan dan suapan tegar
Haha...... menipu diri
Padahal jiwapun terkadang menangis
Tiada teman, sendiri
Pegangan hanya doa kepada Ilahi
*
Tertekun tapi masih terlihat jauh
Asmara, impian, luka dan problema jadi untaian yang merangkai tabiat diri
Tenggelam bersama bautan sukma
Terlalu sering patah membuat luka lama membara
Tergolek letih lepas dari nafas raga
*
Jika ku hadir
Masih ingatkah engkau segala tentang diriku
Kau yang dulu menghinaku, mengejek, mempermalukan bahkan menghindari bayanganku
Mungkin kau berhasil
Lihat kini, aku berusaha lalu terjerembab dan lagi.......


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Talenta

Nafsu Birahi

Kaktus Berduri