Galat

Merintis cita yang lama jadi damba
Terkini jadi sedih terukir di lembah nista
Seutas kisah yang ingin ditutup akhirnya
Nestapa sembari menyekat jiwa gulana
*
Keliru dalam menafsir suasana
Dikira semua kan jalan dengan seharusnya
Itikad, harap, penantian yang letih sudah digenggam
Prasangka untuk memuji baik segala musibah melanda
Nasib berlain dari jutaan manusia terdampar
Di akhir ini aku termenung dalam hampanya kenyataan
*
Kemana kutangguhkan hati yang terluka
Di awal pagi tersenyum meneguk palsunya jiwa
Di ujung senja, ingin kutahan matahari agar malamku tak bertabur duka
Adakah cahaya yang jadi penutup
Saat lentera hidupku hanya ada pada keyakinan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nafsu Birahi

Talenta

Dosa Terindah