Pudarnya Nilai Gotong-Royong
Minggu pagi warga di RT-ku khusus bagi laki-laki berkumpul di surau
Ya, ini rencana para sesepuh yang telah berembug untuk membongkar dan merenovasi surau kami
Genteng yang bocor dan plang-plang kayu dimakan rayap
*
Warga yang sebelumnya telah mengumpulkan iuran Rp. 300.000 untuk tiap kepala keluarga
Sebagai sumbangan membeli berbagai material bangunan
Terbiasa warga disini selalu musyawarah jika sangkut-paut dengan surau ataupun peringatan upacara keagamaan
Seringkali kata mufakat diambil setelah banyak perdebatan
*
Menjelang siang, warga sudah selesai membongkar atap dan langit-langit
Semua sibuk semua tangan bekerja
Cemilan kue-kue basahpun sudah ludes dari tadi
Selanjutnya pekerjaan merenovasi surau diserahkan kepada tukang bangunan yang mulai aktif bekerja senin nanti
Karena gotong-royong masal ini untuk mengurangi beban biaya
*
Ini adalah gotong-royong paling ramai
Semua warga datang turut membantu
Biasanya gotong-royong persiapan peringatan Maulid Nabi ataupun Isra Miraj paling dihadiri tak lebih dari 20 orang
Sekarang yang hadir lebih dari 70 orang
*
Bukan karena mereka sadar akan pentingnya gotong-royong
Tapi salah satu hasil rembugan menyatakan
Setiap orang yang tidak ikut serta dalam kegiatan gotong-royong didenda Rp. 100.000
Tentu saja nilai itu cukup besar bagi warga yang kesehariannya sebagai petani kebun dan usaha batu-bata
Jadi mereka ikut gotong-royong karena sukarela atau takut didenda
Komentar
Posting Komentar