Ketika Cinta Memilih Rupa Yang Sama

Akankah kuhidup dengan terus sandiwara
Agar aman jalanku
Akankah kuhidup dengan terus bertopeng
Agar kau tak meledekku
Akankah kuhidup dengan terus sembunyi
Agar tak bentrok dengan akalmu
Akankah kuhidup dengan diam
Agar kau tak melihat sikapku
Lalu kemana nasib dan naluriku
*
Haruskah selalu kupingit diri ini
Agar dunia tak menghinaku
Haruskah kupendam deritaku
Biar mati dalam bisu
Haruskah kubuang cintaku
Walau sakit menyayat hatiku
Haruskah kuakhiri hidup ini
Agar jiwa ini tak pernah kau tahu
Mungkin itu yang kau mau
Agar tak menyentuh jelaga pikirmu
*
Tapi bagaimana mungkin kau menghinaku
Sedang dirimu tak juga putih
Bagaiman mungkin kau mencaciku
Sedang dirimu pun tersentuh dosa
Bagaimana bisa kau merendahkanku
Sedang pribadimu tak tentu pantas ditiru
Bagaimana bisa kau campakkanku
Jika dirimu manusia hina sepertiku
*
Pernahkah kau berada di posisiku
Menjalani hari dengan depresi
Pernahkah kau menjadi diriku
Menelan kejamnya bully dan caci maki
Pernahkah kau berpikir jernih
Betapa beratnya beban jiwa hasratku
Perlukah kau tahu
Doa yang kupanjatkan tiap sujud malamku
*
Beribu hari kujalani dengan ceceran air mata
Berapa kali kujatuh berpungut sedih api siksa
Aku segumpal tubuh yang mengingat kuasa tuhanku
Aku setitik noda yang jujur pada jiwaku
Andai ku bisa pilih
Ku tak lahir ke dunia ini
Atau mati saja diriku sejak bayi dulu
*
Kututupi diri dengan senyum palsu
Melawan keganasan pandangan jiwamu
Ku kutuk diri dengan amarah batin
Merendahkan diri mengubur benci
Kusenyapkan jiwa dan raga
Berpasrah tunduk pada garis takdirNya
*
Masihkah kau berpikir, aku berbangga dengan diriku
Masihkah kau berakal untuk melihat sisi baikku
Masihkah kau berkhayal, aku bermahligai dengan nafsuku
Atau muntahkan saja aku dalam cibirmu
Agar kau merasa benar di atasku

*

Sebuah benteng bisa dihancurkan

Akan tetapi

Kejujuran dari sebuah naluri

Ketulusan dari sebongkah sayang

Keberanian dari sebuah cinta

Akan menjadi kekuatan yang tak bisa dimusnahkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nafsu Birahi

Talenta

Dosa Terindah