Memandang Agama Dari Agama Dan Budaya
Semakin gencar hinaan pada seseorang di media sosial
Hampir tiap saat selalu ada postingan merendahkan penganut agama lain
Caci mencaci sudah lumrah bahkan lumrahnya berbondong-bondong ikut menghakimi seolah surga telah ada di garis tangannya
Fanatisme dan merasa paling benar telah mempersempit ruang akal dan sosial yang sudah pasti memecah belah dan ketersinggungan anak bangsa
*
Padahal bangsa ini sudah berbudaya tinggi mengajarkan persatuan dan kepribadian
Warisan leluhur banyak mengupas tindak-tanduk tata krama
Berbuat benar tanpa menghinakan
Berbeda tanpa menjatuhkan karena kerukunan yang paling utama
Apa masih membumi tenggang rasa?
Apa masih tertanam sifat adi luhung, tepa selira?
Mungkinkah telah hilang cinta kasih dan saling menghormati?
*
Identitas diri tentang suku dan agama serta trah tahta dan darah bukanlah untuk menyombangkan diri
Betapa kini orang mudah emosi jika menyentil persoal agama
Sangat mudah menggaungkan hukum penistaan agama
Pun para pemuka agama tak bisa menjaga ucapan di mimbar dakwah ikut berceloteh apa yang sedang sensasi
*
Aku rindu masa kecil dulu
Masa dimana dakwah fokus pada pembenahan diri dan budi pekerti tanpa menyebabkan ketersinggungan pihak lain
Apalagi mengkafirkan saudara sebangsa yang membuat pendengar meradang emosi
Alhasil tumbuh benih permusuhan yang berujung intoleransi
Masyarakat terbakar, netizenpun jadi mulut cadas dan jari setan ketika masuk gawai sosial
*
Saat orang sudah tak saling menghargai dan menghormati apa masih ada kedamaian
Jika tak saling menjaga hati maka hilanglah ketenangan dan menunggu konflik besar bakal terjadi
Inilah guna menjaga budaya bangsa akan warisan budi pekerti karena para leluhur telah mengajarkan kepada kita bagaimana hidup damai dengan banyak suku dan agama
Filosofi hidup yang harusnya sudah tertanam dan mengakar di sendi tiap insan nusantara
Lalu mengapa kini terkikis?
*
Apa orang sudah tak mau mengenal ajaran budaya bangsa?
Apa orang-orang salah memahami tentang agamanya?
Apa tuhan menginginkan agama dan suku di dunia saling perang?
Padahal semua agama mengajarkan kemanusian dan cinta kasih
Mengajarkan tolong-menolong, berbudi, memupuk persatuan dan menjauhi permusuhan
*
Sesungguhnya sisi terdalam manusia adalah hati
Di hatilah tuhan memberi intusi, rasa dan pengenalan jati diri
Tuhan membisikan kebenaran di dalam hati
Tentu hati bersih yang selalu diisi ketulusan dan kasih sayang
Hati yang terbebas dari virus iri, dengki dan hasud yang bisa melihat masalah dengan jernih
Tuhan yang maha pengasih dan penyayang mana mungkin menghendaki perselisihan kar'na semua hal yang tercipta olehnya akan kembali padaNya
*
Manusia cukup melihat manusia secara kemanusiaan yang artinya kita saling membutuhkan, kita saudara, kita insan yang punya cinta, kita semua adalah hambaNya
Kita melihat manusia secara hati, siapa yang jujur, tulus, berbudi dan ikhlas
Itulah manusia terpuji
Komentar
Posting Komentar