Orang Tua Dan Skeptis Masa Depan
Terbaring lemah di ranjang. Kata hanya patah sepatah. Tak daya makanpun hanya dua suap sendok bubur nasi. Bertahun sakit terkadang sembuh sesaat kumat lagi dan kini sudah sebulan lunglai sampai buang hajat di tempat tidur. * Dulu masih gesit kerja sampai lupa menjaga kondisi badan agar bugar. Seharinya bekerja, ibadah dan bekerja mewujudkan mimpi agar hidup sekeluarga berkecukupan tanpa harus kurang makan untuk istri dan tujuh anak titipan tuhan. * Kini aku yang tinggal bersama ibu untuk merawat bapak karena enam saudara lainnya sudah sibuk mengurus rumah tangga sendiri. Sesekali menjenguk tapi apa yang mau diharap, toh.... mereka sudah punya tanggungjawab yang mungkin lebih penting sekedar merawat orang tua. * Sendiri, sudah biasa dengan aroma tak sedap membersihkan dan mengganti popok. Jijik, tapi harus! Siapa lagi?. Bisa jadi ini pengabdian terakhirku untuk bapak. Semua ada hikmah tak harus bertanya, mengapa? * Ketika senja hanya tinggal senja dan malam berlarut dalam lamun....