Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Pedagang Jalan

Gambar
Aku pernah merasa Bedagang hanya laku sebiji Sebiji dari bayang terjual bersih Mungkin rezeki yang tak kehendaki Muka tenang walau hati muram sembunyi * Betapa sulit mencari uang kini Betapa letih mengais nasib  Tak mesti terkadang Harapan yang selalu jadi semangat juang Esok mungkin kan lebih lapang Keberuntungan tak tahu kapan kan datang

Jalan Raya, Parabola dan Layar Tancap

Gambar
Jika rumah dekat jalan raya yang ada hanya bising knalpot Putar mudik kendaraan tak henti menderu * Suara kuda besi bergemuruh Mobil yang tak pernah puas bernyanyi Polusi suara lalu lintas kota kecilku Kian hari makin terbahak * Kilas balik 26 tahun lalu Jalanan ini lenggang sepi Semenit tak mesti satu kendaraan melaju Yang ramai gosip tetangga beli motor baru Kabarnya kan tersiar sekelurahan Sekarang beli mobil saja paling tetangga kiri kanan yang comel * Tv berwarna dan parabola hal yang langkah Dalam RT ada dua rumah tangga yang punya Termasuk rumah ayahku Tiap malam serasa nonton bioskop Tetangga berjejal duduk terpaku Suasana terbelalak kemajuan teknologi layar kaca * Di era itu masih geliat layar tancap Hiburan yang paling ditunggu khalayak Produsen acara kan menjajakan sebungkus kacang berlabel hadiah Murah meriah dengan hadiah paling besar tv kecil dan sepeda ontel Jika menang sudah jadi keberuntungan luar biasa * Jadi kangen masa kecil dulu yang berpi

Berduka

Gambar
Berita duka tersiar Kerabat meninggal usia tua Telah lama pesakitan Batang usia memang takdir sang kuasa * Kesedihan Kehilangan Menjadi biasa Amal apa yang akan dibawa Adakah ilmu yang berguna * Manusia yang besar akan tanggung jawab Kesalahan yang selalu diperbuat Tersesat dosa yang kian mengkilap Ibadah yang ikhlas diharap menghapus segala noda * Tapi sudah cukupkah ibadah kita Untuk meleburkan segala kekhilafan Terasa tak berguna segala kemewahan yang tertinggal Sepotong kain putih mendampingi raga sunyi Ai....sedih benar manusia itu Lahir hidup mati * Dari sekian generasi yang terus tumbuh dan generasi tua yang runtuh Sebondong yang mati Sebondong kan lahir Mempertanggungjawabkan perbuatan di bumi * Dunia fana yang fatamorgana Sebentar singgah perantara kehidupan abadi Akhirat yang masih jauh dari bayang surgawi Selayak manusia yang terus berdalih

Kekuatan Cinta

Gambar
Adakah yang lebih berharga dari cinta yang tulus Adakah yang lebih bernilai dari kasih sayang Adakah yang lebih bermakna dari kejujuran cinta sejati * Hanya cinta yang menyatukan Adam dan Hawa Hanya cinta yang membuat damai dunia Hanya cinta yang meruntuhkan perbedaan Hanya cinta yang membuat ilmu terarah tak buta * Pada apa kau bahagia Kekayaan atau tahta Tidak Kebendaan itu hanya sementara Strata gengsi cuma seketika Akhir semua musnah Cinta yang mendampingimu membuat senyum dan tertawa * Masihkah kau bertanya Adakah kekuatan lain yang serupa Yang ada hanya ikhlas Ikhlas ketika cinta itu ada atau tiada Saat ia dekat atau pergi menjauh Kau masih bisa mendoakan untuk kebahagian cinta itu

Agustus Lalu dan Kini ☆

Gambar
Akhir Agustus lalu kau jadikan aku sahabat Bermurah dalam berkata Sekira banyak bercanda Lebih ruah duka kurasa Bila mungkin sahabat lebih dari sekedar sayang * Entah mengapa kita harus bertemu Sekecil rayu jadi rindu Sekeping harap jadi semu Kala hati layu tertipu Kala rasa itu terbias menduga * Berpikir menjauh dari tatapan Sembunyi walau sangat peduli Melihat dari balik kecemburuan Memendam gelisah menghanyutkan jiwa resah * Misteri waktu dari takdir hitam Sesuatu yang sulit diungkap Dirasa hanya meraba-raba yang tak ada Salah sangka * Menjauh hanya menipu hati Aku dan kamu ada secuil untuk disapa Tunas yang masih belum dipahami Tersemak dari misteri ilahi * Agustus kini di akhir yang sama Yang kau sebut sahabat kembali menyatu Tersipu dalam benakku Berjalan sesuai takdir alam Apa yang terjadi pada Agustus nanti Kan banyak lagi Agustus untuk dilalui

Benalu

Gambar
Ingin hidup kemandirian Bebas tentukan nasib pilihan Lepas dari bayang bapak emak Jalan hidup yang mapan * Nasibku tak hanya di sini Melangkah luar batas istana Seperti sahabat ku puja Yakin dengan tujuan hidupnya * Terdiam hanya tersiksa Belenggu membuat sesak dada Senyuman miris melumat derita Hanya benalu yang kan mati lepas dari inangnya * Ku pahami keinginan dan keyakinan Mengerti apa dan sebab terjadi Ku bukan parasit harta dunia Tak mau juga duduk bersandiwara Sebentar tawa sebentar marah Menggapai kemahsyuran Pada mimpi dan cinta

Tasbih Cinta

Gambar
Yang aku risauhkan Yang aku tangisi Ketika tuhan tak menghargai cinta tulus Cinta sejati berbenih nyata dari hati * Lalu bagaimana dengan kekuatan cinta itu Yang selalu unjuk juangkan Tersedu dan merindu Cinta yang sesak sekat-sekat problema * Mencari sumber alkitab Dia ingin manusia mencintai rasul dan Allah Hanya itu Bukan harta, tahta, anak, pria dan wanita Dan tak ada setia pada satu cinta * Apa tuhan memberi penghargaan atau keleluasan pada cinta Saat cinta ditasbihkan masih mungkinkan untuk disatukan Dan itu yang aku risauhkan Slalu itu yang aku tangiskan

Teratai Hidup

Gambar
Berasal dari lumpur kotor Tenggelam dalam air keruh Tunas itu muncul dengan sabar Menyembul tulus dari muka riak air Daun lebar penyejuk peradu ikan Gagang bunga yang kokoh berdiri Mahkotapun tetap putih bersih suci Penghias hayat yang ada dalam lingkupnya * Warna hanya pemikat bagi pemuja Putih merah atau ungu Sekejap membius bayang mata Tak harus berakar tanah Untuk jadi puspa istimewa * Ibarat hidup tak penting kau muasal darimana Dari apa kau jadi Walau dari lingkungan terpinggir Dari jiwa terbuang Asal bermanfaat bagi dirimu sendiri Lebih besar bermanfaat bagi banyak orang Itulah manusia yang dipuji

Jejak Doa

Gambar
Aku tumbuh dalam suci Aku nalar dalam sayang Aku jalan dalam kelurusan Aku mapan dalam kebenaran Tapi dalam hatiku menyekat kekeliruan * Persimpangan hidup segera dilalui Kiri kanan atau berputar Beranjak dengan tegap menerobos segala rimba cacian Keyakinan harus didamba Apa harus tutup telinga Agar mata tegak berdiri Mencari yang sejujurnya di hati * Kendurkan keraguan Musnahkan saja kebimbangan Kuingin yakin Ini arus hidupku Yang harus ditempuh seutuh kalbu Dialuri dengan jejak doa Manusia apa ingin sengsara Kecerahan masa depan ingin ada Bahagia wujud untuk dirasa Menjemput datang seketika