Berharap Indah Pada Waktunya

Bahkan diri ini belum sempat merasakan kasih sayang
Di tepi jembatan penantian menunggu kepastian atau tidak
Bathinku terseok dengan luka-luka yang menjebak
Tersebut masih terus merasuki dan membisikkan kefrustasian
*
Jeda waktu siang dan malam atau bergantinya hari menjadi bulan, padamnya jiwa semakin menjadi
Prasangka gila dalam dekap palsu
Tak ingin lagi tersesat dalama jeruji pengasingan
Apalagi itu menyakitkan hati
Membuat dada sesak sampai mengutuk diri sendiri
*
Diri laksana pohon di musim salju
Kedinginan, pesakitan, tak bergerak
Hanya berharap nanti di musim semi segalanya kan jadi ceria
Daun-daun yang hijau dan bungaku yang mekar akan disukai banyak orang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nafsu Birahi

Talenta

Dosa Terindah